Bukti Sejarah Berdirinya Kota Tasikmalaya - Seputar Tasikmalaya

TASIKMALAYA

Breaking

Wednesday, April 26, 2017

Bukti Sejarah Berdirinya Kota Tasikmalaya

Bukti Sejarah Berdirinya Kota Tasikmalaya                                            Prasasti Geger Hanjuang
Prasasti Geger Hanjuang
TASIKMALAYA – Tertera di prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di kaki Gunung Galunggung yang menguatkan hari jadi (berdirinya) Tasikmalaya pada 21 Agustus 1111 Masehi. Jadi, tepatnya 21 Agustus 2013, Tasikmalaya telah berusia sekitar 902 tahun. Wajar kalau sejarawan mengatakan Tasikmalaya turut andil dalam menentukan berdirinya Republik Indonesia.
Pemerintahan Tasikmalaya terbentuk sejak abad VII hingga abad XII. Bermula pada waktu itu masih bersifat Kabataraan, yang pusat pemerintahannya di Galunggung. Sekitar tahun 1641, lahir pemerintahan yang diperintah seorang bupati, dengan pusat pemerintahan di Kabupaten Sukapura. Sekarang dikenal dengan Kecamatan Sukaraja. Bupati saat itu, Ki Ngabehi Wirawangsa yang lebih pupuler dengan nama Wiradana I.
Ternyata pada usianya yang ke- 902 tahun, Tasikmalaya sudah dipimpin oleh 16 bupati sejak tahun 1944 sampai sekarang ( 21 Agustus 2013) . Bupati yang sudah memimpin Tasikmalaya, yakni pertama (1). R. T.A. Sunarya 1944-1947, (2). RT. Wiradiputra 1947-1948, (3). R. Abas Wiraga Somanteri 1948-1951, (4). R. Priatna Kusuma 1951-1957, (5). Ipung Gandapraja 1957-1958, (6). R Memed Supatadireja 1958-1966, (7). Husen Wangsaatmadja 1966-1974.
Ke-8 Drs. Kartiwa Surya Saputra 1974-1976, (9). A. Bunyamin 1976-1981, (10). H. Hudly Bambang Aruman 1981-1986, (11), H. Adang Roosman SH 1986-1991, (12). Adang Roosman SH 1991-1996, (13). Suljanah Wira Hadisubrata 1996-192001, (14). Drs. Tatang FH M.Pd 2001-2006, (15). Drs. H. Tatang FH, M.Pd 2006-20011, sedangkan ke- 16. H. U.Ruzhanul Ulum, SE 2011-2016.
Menurut tokoh masyarakat Tasikmalaya H Djadja W dalam sejarah keberadaan Masjid Agung Manonjaya tidak dapat dilepaskan dari sejarah perjalanan panjang berdirinya pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya saat ini. Masjid Agung Manonjaya dibangun sekitar tahun 1832 pada saat Bupati Sukapura dijabat Wiradadaha VIII. Pembangunan masjid itu, bersamaan dengan pemindahan ibu kota kabupaten, dari Pasirpanjang (Sukaraja) ke Manonjaya (saat itu masih bernama Hailakurjawinangun).
Dalam sejarah, Pemerintahan Manonjaya selama kurang lebih 70 tahun menjadi pusat pemerintahan ibu kota Kabupaten Sukapura. Pada masa itulah masjid agung tersebut didirikan. Pada tahun 1832 ibu kota Kabupaten Sukapura dari Sukaraja dipindahkan ke Desa Hardjawinangun (Manonjaya-red) oleh Bupati R. Demang Anggadipa II, kata Djadja.
Setelah menjadi ibu kota, Kota Harjawinangun berkembang pesat dan menjadi pusat perdagangan karena letaknya cukup strategis, hingga pada tahun 1837 Bupati Rd. Tumenggung Danuningrat memperbesar masjid. Masjid Manonjaya yang mempunyai luas 637 m2 dengan 29 tiang penyangga dengan menara bersusun tiga. Menara paling atas (cungkup) konon berasal dari Masjid Pamijahan peninggalan Syeh H. Abdul Muhyi. Tinggi cungkup 1,80 meter, lebar bagian bawahnya 0,60 meter persegi terbuat dari tembaga, dan ketebalan 3 milimeter.
Seiring dengan berjalannya waktu, Masjid Agung Manonjaya beberapa kali dilakukan perombakan. Pada tahun 1889 ketika era Bupati Rd. Tumenggung A. Wiraadiningrat, masjid diperbesar ke bagian timur. Pada tahun 1974 Masdjid Manonjaya diperluas menjadi 927 m2 berdaya tampung sekitar 1.000 orang dan pada akhir tahun 2011, Masjid Agung Manonjaya mendapatkan bantuan dana dari Pemprov Jawa Barat, hingga membuat Masjid bersejarah itu dapat bersolek kembaliPrasasti Geger Hanjuang (san hambali)

Pages

https://youtu.be/3qiRXcY-utI